I LIKE BOOK
Aku sangat menyukai buku, mungkin lebih tepat bisa dikatakan; aku mencintai buku. Betapa tidak, hanya dengan beberapa lembar uang kertas aku bisa membeli pikiran seseorang. Aku membaca hasil pikirannya. Aku mendapatkan satu sudut pandang dari manusia yang lain.
Aku sering menghabiskan hariku dengan buku. Di dalam tas ranselku selalu ada buku dengan pita merah muda yang membatasi halamannya. Pita yang mengantarku ke perjalanan yang sudah aku lewati. Aku jarang menghabiskan waktu dengan manusia. Meski di keramaian.
Aku tidak suka membicarakan sesuatu yang -maaf- tidak penting. Aku pernah menemukan kata ini, dari kak Tia kalau tidak salah. Salah satu kakak kelasku di kampus; lebih baik menghabiskan waktu dengan benda mati yang menghidupkan daripada menghabiskan waku kita dengan benda hidup yang mematikan.
Buku ini mungkin satu-satunya temanku. Aku tidak pernah merasa dekat dengan siapapun. Bila ada yang bertanya siapa sahabatku, aku tidak tahu siapa sahabatku. Bila aku jawab sahabatku adalah buku, mereka tentu tertawa atau melihatku aneh.
Aku suka dipanggil kutu buku. Setidaknya dengan begitu, mereka akan dengan sendirinya memberiku tempat dan waktu lebih luas untuk aku bersama dengan buku-bukuku.
Sampai tiba waktu itu. Suatu sore di selasar Labtek Biru. Sewaktu aku terburu-buru hendak ke perpustakaan. Aku tidak sengaja menabrakmu, menumpahkan kopi ditanganmu. Dan membasahi lembarang-lembaran kertas yang aku tidak tahu itu apa. Aku takut ketika melihatmu air mukamu begitu marah. Aku salah. Tapi beberapa detik kemudian kamu tidak juga memarahiku. Malah bertanya, apa aku tidak apa-apa.
Aku lega. Aku membantu membereskan kertas penuh tulisan tangan. Aku menawarkan diri mengetikkan ulang karena kertas itu rusak. Dan itu tulisan tangan. Kau menolak tapi aku memaksamu. Aku merasa bersalah, mungkin jika kamu memarahiku tadi. Aku tidak akan menawarkan mengetikanya. Tebal sekali. Dan aku menjanjikan selesai besok pagi.
Kau tahu. Aku tidak pernah menyangka bahwa dalam hidupku aku akan merasa nyaman dengan manusia yang lain. Aku tadi sudah bilang kan, aku suka buku. Aku mencintainya. Aku tidak pernah tahu bahwa ada manusia yang benar-benar seperti buku.
Aku mendengarkan ceritamu seperti aku membaca buku. Aku berbagi pikiran denganmu, seperti aku sedang berlawan dengan buku. Bedanya, kamu bisa memberikan penjelasan dengan detil.
Aku sudah bilang kan, jika aku suka menghabiskan waktuku dengan buku. Aku hanya tidak menyangka bila buku itu kini menjadi sosok manusia. Kau pandai membahas banyak perkara. Aku menyukainya. Dan lebih dari itu, kau tidak pernah mengguruiku. Aku menyukai itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar